Halaman

Rabu, 28 Agustus 2013

Biografi Imam Bukhori


Biografi

Nama lengkap Imam Bukhori adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughiroh bin Bardizbah Al-Ju'fi Al-Bukhori. Beliau lahir pada hari Jumat setelah sholat Jumat, 13 Syawal 194 H di kota Bukhoro. Maka tak heran jika beliau lebih populer dengan sebutan Al-Bukhori. Karena penggunaan huruh al dirasa kurang familiar di Indonesia, maka masyarakat menyebut beliau Imam Bukhori atau Bukhori saja.

Bukhori dididik dalam keluarga yang berilmu. Ismail, bapaknya, adalah seorang ahli hadits yang mempelajarinya dari sejumlah ulama terkenal, seperti Malik bin Anas, Hammad bin Zaid, dan Abdulloh bin Al-Mubarrok. Ayahnya wafat ketika Bukhori masih kecil, sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu dalam kondisi yatim. Ayahnya meninggalkan Bukhori dalam keadaan yang berkecukupan dari harta yang halal dan berkah. Harta tersebut dijadikan Bukhori sebagai media untuk sibuk dalam menuntut ilmu.

Waktu kecil, kedua mata Bukhori buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Kholilulloh Nabi Ibrahim AS berujar kepadanya, "Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya." Menjelang pagi harinya, ibu Al-Bukhori mendapati penglihatan anaknya telah sembuh. Menginjak usia 16 tahun, dia bersama ibu dan kakaknya mengunjungi kota suci. Dia kemudian tinggal di Makkah dekat dengan Baitulloh beberapa saat untuk menuntut ilmu. Beberapa negeri yang telah ia singgahi dalam rangka rihlah mempelajari hadits antara lain Khurasan, Bashrah, Kufah, Baghdad, Hijaz (Makkah dan Madinah), Syam, Al-Jazirah (kota-kota yang terletak di sekitar Dajlah dan Eufrat), dan Mesir.


Guru dan Muridnya

Imam Bukhori berjumpa dengan sekelompok kalangan atba'ut tabi'in muda, dan beliau meriwayatkan hadits dari mereka, sebagaimana beliau juga meriwayatkan dengan jumlah yang sangat besar dari kalangan selain mereka. Dalam masalah ini beliau telah menulis dari sekitar 1.080 jiwa yang semuanya dari kalangan ahlul hadits. Guru-guru Imam Bukhori terkemuka yang telah beliau riwayatkan haditsnya ialah Abu 'Ashim An-Nabil, Makki bin Ibrahim, Muhammad bin Isa bin Ath-Thobba', Ubaidillah bin Musa, Ahmad bin Hambal, dan sebagainya. Sedangkan di antara murid beliau adalah Imam Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisaburi, Imam Abu Isa At-Tirmidzi, Al-Imam Sholih bin Muhammad, dan sebagainya.

Meskipun Imam Bukhori sibuk dengan menuntut ilmu dan menyebarkannya, tetapi ia merupakan individu yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Dia merupakan pribadi yang banyak mengerjakan sholat, khusyuk, dan banyak membaca Al-Qur'an.

Sangat banyak sekali para ulama yang memberikan kesaksian atas keilmuan Imam Bukhori. Di antara mereka ada yang dari kalangan guru-gurunya dan teman-teman seperiode dengannya. Adapun periode setelah meninggalnya Bukhori sampai saat ini, kedudukan Imam Bukhori selalu bersemayam di dalam relung hati kaum muslimin, baik yang berkecimpung dalam masalah hadits maupun dari kalangan awam kaum muslimin.


Karya-Karya Imam Bukhori

Banyak buku yang ditulis oleh Imam Bukhori. Di antaranya ialah Al-Jami' as-Sahih, Al-Adab al-Mufrod, At-Tarikh ash-Shoghir, AT-Tarikh al-Awsath, At-Tarikh al-Kabir, At-Tafsir al-Kabir, Al-Musnad al-Kabir, Kitab al-'Ilal, Rof'ul Yadain fi ash-Sholah, Birrul Walidainm Kitab Al-Asyribah, Al-Qiro'ah Kholfa al-Imam, Kitab adh-Dhu'afa, Usami ash-Shohabah, Kitab al-Kuna, Al-Hibbah, Al-Wihdan, Al-Fawa'id, Qodloya ash-Shohabah wa at-Tabi'in, dan Masyikhoh.

Semua karya Imam Bukhori sangat penting dalam ilmu Hadits, tetapi yang paling terkenal adalah kita Al-Jami' Ash-Shohih yang lebih populer dengan Shohih Al-Bukhori. Kitab ini mulai ditulis ketika beliau berada di Makkah. Penulisan berakhir ketika beliau berada di Madinah. Dari sekian ribu hadits yang dihafalnya, untuk dimasukkan di dalam kitabnya itu ia mengadakan seleksi yang ketat. Setiap hendak memasukkan hadits ke dalam kitabnya, beliau melakukan sholat sunah dan beristikhoroh. Bila merasa mantap, beliau baru memasukkan hadits tersebut. Beliau melakukan hal ini selama lebih kurang 16 tahun.


Wafat Beliau

Imam Bukhori keluar menuju Samarkand. Tiba di Khartand, sebuah desa kecil sebelum Samarkand, ia singgah untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun, di sana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan akhirnya beliau meninggal pada hari sabtu, tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Sholat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Semoga Alloh selalu merahmatinya dan ridlo kepadanya.

Tingkatan Hadits

Tingkatan hasits-hadits shohih ada tujuh.
Tingkat pertama ialah yang ke-shohih-annya disepakati oleh Bukhori dan Muslim. Rinciannya adalah:
  1. Shohih muttafaq 'alaih disepakati oleh Bukhori dan Muslim.
  2. Shohih hanya diriwayatkan oleh Bukhori.
  3. Shohih hanya diriwayatkan oleh Muslim.
  4. Shohih menurut syarat yang ditentukan oleh Bukhori dan Muslim, tetapi keduanya tidak meriwayatkan hadits tersebut.
  5. Shohih hanya menurut syarat Bukhori, tetapi ia tidak meriwayatkannya.
  6. Shohih hanya menurut syarat Muslim, tetapi ia tidak meriwayatkannya.
  7. Shohih menurut riwayat lain-lainnya, tidak menurut syarat keduanya.